Kebakaran
hutan di Riau telah menyebabkan berbagai
pengaruh negatif terhadap bumi. Salah satunya adalah bertambahnya polusi udara
di bumi. Dengan bertambahnya polusi
udara seperti ini mengakibatkan lapisan ozon bumi semakin menipis, juga
berkurangnya hutan sebagai objek penghasil oksigen. Jika hal ini terus berlanjut maka hal ini akan mengancam
eksistensi manusia. Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain ; perilaku manusia, kemarau
berkepanjangan, ataupun pembakaran dengan sengaja. Karena itu, kita
harus menanggulangi kebakaran hutan untuk keselamatan bumi kita.
Kebakaran
ini sangat berdampak bagi masyarakat Riau terutama akibat asap yang menyebar
pada wilayah Riau bahkan merambat pada daerah hingga ke Sumatera Barat, Jambi,
serta Sumatera Utara. Adanya asap tersebut berakibat banyak seperti :
1.
Habitat makhluk
hidup yang menghilang
Beberapa makhluk hidup ada yang mati da nada
juga yang selamat, hewan yang selamat mencari habitat yang baru untuk menjalani
kehidupannya.
2. Top
soil/horizon yg akan menipis
Kerugiannya adalah vegetasi tanah akan
berkurang seperti tanah akan menjadi mampat (mengeras) karena kehilangan unsur
hara organik, dan hewan-hewan yang dapat menguraikan unsur hara organik mati.
3. Pohon-pohon
besar yang tumbang
Pohon yang seharusnya dapat hidup sekian
tahun tersebut secara sengaja ditumbangkan. Kelangsungan hidup yang terjadi pun
juga akan terganggu. Jika hal ini terus terjadi pembakaran hutan terjadi secara
terus menerus dan tidak diimbangi dengan perbaikan yang sepadan kita akan
kehilangan wilayah hijau yang dapat menghasilkan oksigen dan sumber daya alam.
Memang saat ini hal tersebut menghasilkan hasil yang sangat banyak, tapi
kerugian yang terjadi akan jau lebih besar.
4. Kebutuhan air
bersih tidak dapat terpenuhi
Hutan merupakan wadah penahan air ysng
sangat diperlukan dalam kelangsungan hdup. Apabila hutan secara terus menerus
dihabiskan, secara otomatis tidak ada yang bisa menahan air baik air hujan
maupun air kiriman dari pegunungan.
5. Kesehatan
masyarakat karena asap
Penyakit. Informasi yang berhasil didata
tercatat lebih 53.553 kasus penyakit akibat asap di Riau. Lebih 4 ribu jiwa
mengidap penyakit mata dan kulit akibat asap tebal. Selain itu juga ada korban
yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti sesak
napas, asma, paru-paru, bahkan juga penyakit jantung. Sedangkan korban di
kalangan bayi yang baru lahir sedang dalam pendataan. Bahkan, yang terbaru
terdapat 1 korban jiwa tewas akibat akibat terlalu banyak menghirup asap.
Secara
sistemik seperti ditutupnya bandara yang berakibat pada hilangnya akses udara
ke daerah Riau yang pastinya nanti akan berakibat pada arus perekonomian daerah
tersebut. Selain itu, beberapa sekolah terpaksa diliburkan sehingga kegiatan
belajar mengajar terhentikan.
Analisis :
Berdasarkan
fenomena kebakaran hutan dan berbagai dampak yang terjadi, maka bisa dikatakan
dalam hal ini pemerintah lalai akan perannya untuk memberikan perlindungan pada
rakyatnya dan lepas tangan pada tanggungjawabnya untuk memberikan keamanan pada
warga negara. Terlihat dari kebakaran hutan di Riau yang seakan-akan merupakan
agenda rutin dan pembiaran kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan seperti HTI
dan HPH dengan metode membakar areal hutan yang akan digunakan sebagai areal
perusahaan. Oleh karena itu agar tidak terjadi keteledoran atau kelalaian yang
berdampak fatal lagi diharapkan pemerintah melakukan rencana kegiatan jangka
pendek dan jangka panjang untuk menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan.
Rencana
kegiatan jangka pendek ini dimaksudkan untuk menanggulangi dampak kebakaran
hutan yang sedang terjadi yang dalam hal ini ‘asap’ dan rencana kegiatan jangka
panjang dimaksudkan untuk mencegah kebakaran hutan. Rencana kegiatan jangka
pendek ini seperti memadamkan kebakaran hutan, mengevakuasi warga yang
terserang penyakit dan berada pada daerah dengan polusi asap tertinggi,
menetapkan daerah tanggap bencana, membagi-bagikan masker pada warga terutama
pengguna jalan, menyemprotkan air dari udara melalui helikopter dan menemukan
secepatnya penyebab terjadinya kebakaran hutan, menangkapkan pelaku-pelaku yang
terlibat apabila memang terbukti bahwa terjadi kegiatan pembakaran secara
sengaja seperti untuk land clearing. Kemudian Rencana jangka panjang contohnya
memperketat syarat pemberian izin untuk membuka perkebunan, memperketat
pengawasan pada perusahaan yang telah memiliki izin usaha seperti HTI atau HPH
dan mencabut izin HPH, HTI atau perusahaan yang tidak bisa berkomitmen menjaga
lingkungan, memperbanyak lahan penghijauan, dan membuat sistem tanggap bencana
yang lebih baik lagi.
Kesimpulan :
1 . Masyrakat harus sadar bahwa merusak ekosistem hutan
sangat berdampak pada semua orang
2 . Pemerintah harus jelasnya pembagian tugas dan
tanggungjawab antara pemerintah provinsi dan kabupaten;
3 . Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengendalian
kebakaran lahan dan kebun;
4 . Rendahnya alokasi anggaran untuk pengendalian dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran di lingkungan Dinas Perkebunan
Provinsi Riau, sehingga penanganan belum dapat berjalan dengan optimal.
Sumber :
1. http://lem.fkt.ugm.ac.id/2014/03/dampak-kebakaran-riau/
2.http://www.kompasiana.com/lelitaazaria/dampak-serta-kerugian-yang-diakibatkan-pembakaran-hutan-untuk-lahan-pertanian-baru-di-kepulauan-riau_55eed504a623bde619c9e2c5
3.http://www.academia.edu/9110959/LAPORAN_GEOGRAFI_DAMPAK_KEBAKARAN_HUTAN_DI_RIAU