Rabu, 22 Maret 2017

Dampak Kebakaran Hutan di Riau

Kebakaran hutan di Riau telah menyebabkan  berbagai pengaruh negatif terhadap bumi. Salah satunya adalah bertambahnya polusi udara di bumi. Dengan  bertambahnya polusi udara seperti ini mengakibatkan lapisan ozon bumi semakin menipis, juga berkurangnya hutan sebagai objek penghasil oksigen. Jika hal ini terus  berlanjut maka hal ini akan mengancam eksistensi manusia. Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ; perilaku manusia, kemarau  berkepanjangan, ataupun pembakaran dengan sengaja. Karena itu, kita harus menanggulangi kebakaran hutan untuk keselamatan bumi kita.
Kebakaran ini sangat berdampak bagi masyarakat Riau terutama akibat asap yang menyebar pada wilayah Riau bahkan merambat pada daerah hingga ke Sumatera Barat, Jambi, serta Sumatera Utara. Adanya asap tersebut berakibat banyak seperti :
1.         Habitat makhluk hidup yang menghilang
 Beberapa makhluk hidup ada yang mati da nada juga yang selamat, hewan yang selamat mencari habitat yang baru untuk menjalani kehidupannya.
2. Top soil/horizon yg akan menipis
    Kerugiannya adalah vegetasi tanah akan berkurang seperti tanah akan menjadi mampat (mengeras) karena kehilangan unsur hara organik, dan hewan-hewan yang dapat menguraikan unsur hara organik mati.
3. Pohon-pohon besar yang tumbang
   Pohon yang seharusnya dapat hidup sekian tahun tersebut secara sengaja ditumbangkan. Kelangsungan hidup yang terjadi pun juga akan terganggu. Jika hal ini terus terjadi pembakaran hutan terjadi secara terus menerus dan tidak diimbangi dengan perbaikan yang sepadan kita akan kehilangan wilayah hijau yang dapat menghasilkan oksigen dan sumber daya alam. Memang saat ini hal tersebut menghasilkan hasil yang sangat banyak, tapi kerugian yang terjadi akan jau lebih besar.
4. Kebutuhan air bersih tidak dapat terpenuhi
    Hutan merupakan wadah penahan air ysng sangat diperlukan dalam kelangsungan hdup. Apabila hutan secara terus menerus dihabiskan, secara otomatis tidak ada yang bisa menahan air baik air hujan maupun air kiriman dari pegunungan.
5. Kesehatan masyarakat karena asap
    Penyakit. Informasi yang berhasil didata tercatat lebih 53.553 kasus penyakit akibat asap di Riau. Lebih 4 ribu jiwa mengidap penyakit mata dan kulit akibat asap tebal. Selain itu juga ada korban yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti sesak napas, asma, paru-paru, bahkan juga penyakit jantung. Sedangkan korban di kalangan bayi yang baru lahir sedang dalam pendataan. Bahkan, yang terbaru terdapat 1 korban jiwa tewas akibat akibat terlalu banyak menghirup asap.
Secara sistemik seperti ditutupnya bandara yang berakibat pada hilangnya akses udara ke daerah Riau yang pastinya nanti akan berakibat pada arus perekonomian daerah tersebut. Selain itu, beberapa sekolah terpaksa diliburkan sehingga kegiatan belajar mengajar terhentikan.

Analisis :
Berdasarkan fenomena kebakaran hutan dan berbagai dampak yang terjadi, maka bisa dikatakan dalam hal ini pemerintah lalai akan perannya untuk memberikan perlindungan pada rakyatnya dan lepas tangan pada tanggungjawabnya untuk memberikan keamanan pada warga negara. Terlihat dari kebakaran hutan di Riau yang seakan-akan merupakan agenda rutin dan pembiaran kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan seperti HTI dan HPH dengan metode membakar areal hutan yang akan digunakan sebagai areal perusahaan. Oleh karena itu agar tidak terjadi keteledoran atau kelalaian yang berdampak fatal lagi diharapkan pemerintah melakukan rencana kegiatan jangka pendek dan jangka panjang untuk menanggulangi dan mencegah kebakaran hutan.
Rencana kegiatan jangka pendek ini dimaksudkan untuk menanggulangi dampak kebakaran hutan yang sedang terjadi yang dalam hal ini ‘asap’ dan rencana kegiatan jangka panjang dimaksudkan untuk mencegah kebakaran hutan. Rencana kegiatan jangka pendek ini seperti memadamkan kebakaran hutan, mengevakuasi warga yang terserang penyakit dan berada pada daerah dengan polusi asap tertinggi, menetapkan daerah tanggap bencana, membagi-bagikan masker pada warga terutama pengguna jalan, menyemprotkan air dari udara melalui helikopter dan menemukan secepatnya penyebab terjadinya kebakaran hutan, menangkapkan pelaku-pelaku yang terlibat apabila memang terbukti bahwa terjadi kegiatan pembakaran secara sengaja seperti untuk land clearing. Kemudian Rencana jangka panjang contohnya memperketat syarat pemberian izin untuk membuka perkebunan, memperketat pengawasan pada perusahaan yang telah memiliki izin usaha seperti HTI atau HPH dan mencabut izin HPH, HTI atau perusahaan yang tidak bisa berkomitmen menjaga lingkungan, memperbanyak lahan penghijauan, dan membuat sistem tanggap bencana yang lebih baik lagi.
  
Kesimpulan : 
1   .      Masyrakat harus sadar bahwa merusak ekosistem hutan sangat berdampak pada semua orang
2  .      Pemerintah harus jelasnya pembagian tugas dan tanggungjawab antara pemerintah provinsi dan kabupaten;
3   .      Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan dan kebun;
4  .      Rendahnya alokasi anggaran untuk pengendalian dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran di lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau, sehingga penanganan belum dapat berjalan dengan optimal.


Sumber :
1.  http://lem.fkt.ugm.ac.id/2014/03/dampak-kebakaran-riau/
2.http://www.kompasiana.com/lelitaazaria/dampak-serta-kerugian-yang-diakibatkan-pembakaran-hutan-untuk-lahan-pertanian-baru-di-kepulauan-riau_55eed504a623bde619c9e2c5
3.http://www.academia.edu/9110959/LAPORAN_GEOGRAFI_DAMPAK_KEBAKARAN_HUTAN_DI_RIAU